- GENRE DAN GAYA TARI SUNDAOleh: Nana Munajat
29 Jan 2002 - 10:49 pm
Dalam dunia Tari Sunda di Jawa Barat dikenal adanya beberapa genre atau jenis penyajian tari dan gaya atau sifat pembawaan tari. Masing-masing wilayah memiliki genre dan gaya tersendiri. Kedua sisi ini menjadikan tari memiliki bentuk dan warna yang khas. Genre tari sering pula disebut jenis atau rumpun. Genre tari ini terlahir oleh karya dan karsa masyarakat atau individu yang kemudian menyebar di masyarakat. Secara umum tari Sunda atau tari Jawa Barat terbagi dalam beberapa genre antara lain genre tari rakyat, tari wayang, tari keurseus, tari topeng, tari Tjetje Somantri, tari wanda anyar dan ibing penca.
Genre tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata. Genre tari ini terlahir dan dihidupkan oleh komunitas etnik. Secara fungsi untuk upacara dan hiburan, tariannya dapat dibilang sederhana. Dalam penyajiannya jarak antara penonton dan pemain begitu lentur, dengan kata lain tidak ada jarak estetis, serta seluruh penonton terlibat langsung dalam pertunjukkannya. Yang termasuk genre tari rakyat antara lain: sisingaan, doger kontrak dari Subang, ketuk tilu, benjang dari Bandung, ronggeng gunung, badud, ronggeng kaler dari Ciamis, ronggeng uyeg dari Sukabumi, angklung sered dari Tasikmalaya, angklung gubrag dari Bogor, cokek dari Tangerang, tanjidor dari Bekasi, angklung Baduy dari Kabupaten Lebak, topeng banjet dan bajidoran dari Karawang.
Genre tari wayang adalah jenis tari yang berlatar belakang dari cerita wayang. Secara historis tarian ini berasal dari wayang wong atau wayang orang. Tariannya pada umumnya menggambarkan pertokohan seperti Gatotkaca, Rahwana, Arimbi, dan yang menggambarkan jabatan tertentu antara lain tari Badaya dan Ponggawa.
Genre tari keurseus adalah tarian yang merupakan perkembangan dari tari tayub yang merupakan tari pergaulan dari kaum bangsawan atau menak Sunda pada abad ke 19-20. Tokoh yang berjasa dalam melahirkan tari keurseus adalah R. Sambas Wirakusumah lurah Rancaekek - Bandung. Kata keurseus itu sendiri berasal dari cursus. Hal ini berkaitan erat dengan penyebaran tari keurseus yang dilakukan melalui kursus. Ibing ini disebut juga ibing tayub gaya baru, karena memang dikembangkan dari tari tayub. Berdasarkan tingkat karakterisasinya, tari keurseus jenisnya yaitu: Tari Lenyepan, Tari Kawitan, Tari Kastawa, Tari Gawil, Tari Gunung Sari. Setiap tarian senantiasa dilanjutkan pada mongawaan yang berkarakter gagah - lungguh dan ngalana atau klanaan atau totopengan yang berkarakter gagah kasar.
Dalam penyajiannya menggunakan kostum layaknya busana menak tempo dulu, yakni memakai bendo, baju takwa, sinjang, karembong, keris, tali bandang, kewer dan beubeur. Irama tari terdiri dari lalamba, kering dua dan kering tilu atau gurudugan. Lalamba berirama lambat, kering dua berirama sedang dan gurudugan berirama cepat.