Naskah Kuna: WAWACAN BERMANA SAKTI

25 Jun 2002 - 7:45 am

Adalah kisah di Kerajaan Keling dengan rajanya bernama Bermana Alam. Dari permaisuri Sekarwulan is berputra Bermana Sakti. Yang menjadi Penghulu serta Patih di negara itu tidak disebutkan namanya, tetapi hanya disebut bahwa keduanya adalah adik sang raja.

Tersebutlah Bermana Sakti disuruh ayahnya mengaji pada penghulu, dan diberinya sebuah panah sakti. Semanata Bermana Sakti ada di pesantren, negeri Keling diserang oleh Raja Sindu Jaya, raja di Negara Singa. Sindu Jaya tertangkap dan dipenjarakan akan dibunuh.

Bermana Sakti yang sedang bermain-main, gasingnya masuk ke dalam penjara dan digepit oleh Raja Singa. Ia tidak mau mengembalikan jika saja tidak mau mengeluarkannya dari penjara. Ia pun berjanji pula kepada Bermana Sakti bahwa akan menyerahkan tahta singgasana kerajaan Singa. Maka dikeluarkanlah Raja Sindu Jaya itu oleh Bermana Sakti pada malam hari.

Setelah diketahui bahwa Raja Sindu Jaya hilang dari penjara, amat murkalah Raja Bermana Alam. Menteri penjaga penjara akan dibunuh karena memang demikianlah perjanjiannya. Ketika masih dalam tenggang waktu, diketahuilah rahasia bahwa yang melepaskan Raja Sindu itu adalah Bermana Sakti. Dengan hati berat raja terpaksa melaksanakan keputusan, sekalipun anaknya sendiri.

Tetapi orang-orang yang disuruh membunuhnya tidak ada yang sampai hati, dan Bermana Sakti disuruhnya lari. Sebagai bukti kepada raja diserahkannya hati seekor anjing yang disembelih.

Bermana Sakti dalam pengembaraannya bertemu dengan Putri Anarwati di tengah hutan. Ia membunuh ular raksasa yang hendak memakannya dan bertemu garuda yang menyandera Sang Putri itu. Dalam pengembaraannya itu ia pun memperoleh pula azimat Cupu Manik Astagina dan kulit pua-pua.

Tersebutlah raja Majapahit yang bernama Berwijaya dengan permaisurinya Gandawulan mempunyai seorang putri bernama Puspita Wati. Putri itu sangat gemar memelihara binatang. Suatu ketika binatang peliharaannya itu diganggu binatang-binatang lain seperti dadali, elang, singa dan lain-lain. Oleh karenanya sang putri menjadi bermuram durja.

Tersebutlah sang putri sedang dilamar oleh 40 orang raja dari berbagai negara, yang pada waktu itu sedang menunggu jawaban dan berada di sekeliling negeri. Tempo yang diberikan cuma tiga bulan.

Sang raja menyuruh hulubalang untuk menangkapi binatang-binatang pengganggu ternak putri itu. Tetapi tak seekorpun ditemukan kecuali seekor pua-pua. Atas perintah raja binatang ini dibawa ke keraton untuk sekedar pelipur hati Sang Putri.

Pua-pua tersebut oleh Sang Putri disuruh menggembalakan ternaknya. Berkat pertolongan Raja Sindu Jaya yang kemudian ditemukan oleh Bermana Sakti, akhirnya pua-pua itu dapat mengembalikan ternak putri yang telah hilang, bahkan bertambah dengan berlipat-lipat banyaknya.

Pua-pua dan putri kemudian difitnah oleh seorang dayang, yang melaporkan kepada raja mengambil tombak, dan tombaknya itu melukai matanya sendiri sehingga buta. Maka diadakanlah sayembara, barang siapa dapat menyembuhkan mata sang raja maka itulah yang akan menjadi suami Sang Putri. Keempat puluh raja pelamar tadi mencobanya, tapi tak seorang pun yang berhasil.

Akhirnya pua-pua sendirilah yang utr menyembuhkan raja. Tetapi patih di negeri itu menganjurkan kepada raja agar mengingkari janji, serta agar diadakan sayembara lagi yaitu barang siapa dapat memanah cincin Sang Putri yang tergantung, itulah bakal suami Sang Putri. Semua peserta, yaitu 40 orang raja tadi, tak seorang pun yang berhasil. Ternyata yang berhasil adalah raja muda dari Negara Singa yang menyamar sebagai pua-pua.

Setelah utrid dikawinkan, terjadilah serangan-serangan dari raja-raja yang kalah sayembara. Perang pun terjadi dan berakhir dengan kemengan Raja Bermana Sakti. Kemudian raja yang kalah perang itu dating mengabdi.

Bermana Sakti, berniat pulang kembali ke Keling, dan berpura-pura minta supaya rajanya takluk. Terjadilah perang kecil-kecilan yang kemudian terbukalah rahasia bahwa Bermana akti yang gagah perkasa itu sebenarnya anak Raja Keling.

Dari Pustpita Wati Raja Bermana Sakti mempunyai seorang putra bernama Raden Bermana Wijaya, sedangkan dari Putri Anarwati (anak Raja Banarsah dari Permaisuri Saribanon), memperoleh putra yang diberi nama Raden Bermana Berganda.



Sumber: Naskah Wawacan Bermana Sakti
Koleksi Naskah: Bagian Naskah, Museum Nasional, Jakarta