WAWACAN ANGLING DARMA

8 Aug 2002 - 6:23 am

Puteri Raja Bojanegara yang bernama Dewi Srenggana bermimpi melihat dan kejatuhan cahaya serta mendengar suara yang mengatakan bahwa sinar yang terang itu adalah penjelmaan Putri Setyawati dari Malawa yang meninggal karena labuh geni dan akan menitis, Dewi Srenggana semakin elok tiada bandingannya dan berganti nama menjadi Dewi Ambarawati.

Di suatu kampung tersebutlah Nyi Bermani yang sedang mengidam menginginkan madu lebah. Maka suaminyapun, yang bernama Bermana, pergilah mencari madu yang diminta itu. Genderewo mencintai Bermani. Ketika mengetahui bahwa suaminya sedang perdi maka genderewo itu segera menjelma menjadi Bermana, sambil menyerahkan madu lebah kepada Bermani ia langsung mengajak tidur bersama. Sementara Bermana palsu sedang pergi mandi, datanglah suaminya yang amat terkejut mendengar keterangan isterinya. Manakala Bermana palsu itu dating lagi disergaplah, dan terjadilah perkelahian hebat tanpa ada yang kalah atau menang. Bermani yang selama itu menyaksikan bertambah bingung karena sekarang tidak bias membedakan lagi mana suami yang sebenarnya dan mana yang jadi-jadian. Kedua orang yang sedang bertarung itu diminta berhenti dan diajak menghadap raja untuk mencari keputusan. Tetapi ternyata baik raja maupun hakim di negeri Bojanagara itu tidak dapat memberikan keputusan.

Di daerah Wanasari tinggallah seorang demang pensiunan yang memiliki burung ajaib Waliwis Putih. Burung itu meminta pemiliknya agar segera pergi ke istana karena raja sedang berada dalam kebingungan dalam menyelesaikan perkara Bermana. Ia memberi petunjuk bagaimana cara memutuskan perkara itu. Sang raja yang menerima demang itu serta mendengar maksud kedatangannya sangat gembira.

Demang itu minta disediakan sebuah gendi dan perekat yang disebut gagala. Kepada kedua Bermana itu ia mengatakan bahwa barang siapa yang dapat masuk ke dalam gendi itu ialah Bermana yang sebenarnya, suami Bermani. Bermana palsu amat gembira mendengar persaratan itu. Pada waktu ia sudah berada dalam gendi, demang itu segara menutup lubang gendi dengan gagala. Ia meminta orang-orang untuk membakar gendi itu karena yang terperangkap dalam gendi itu sebenarnya adalah Bermana palsu. Atas jasanya dapat memutuskan perkara, demang itu diangkat sebagai patih kedua di negeri Bojanagara.