DR. Ing. Tresna Dermawan Kunaefi, Ir.Ahli Lingkungan Hidup yang Mengantarkan Kopertis Wilayah IV ke Dunia Maya

13 Aug 2002 - 3:02 am

Teknologi Informasi modern berbasis internet yang mendukung sarana komunikasi, ditunjang promosi yang memadai, merupakan sarana vital dalam menyebarluaskan semua informasi khususnya di lingkungan kerja Kopertis Wilayah IV Jabar dan Banten.

Koordinator Kopertis Wilayah IV, DR. Ing.Tresna Dermawan Kunaefi merasa perlu untuk mengantarkan institusi yang diembannya tersebut ke dunia maya, sehingga informasi mengenai perkembangan,program-program yang sedang, telah dan akan dilaksanakan,serta segala sesuatu yang harus diinformasikan dapat diakses oleh masyarakat selama 24 jam tidak saja yang ada di Bandung atau Jawa Barat, bahkan diseluruh dunia. Untuk mengantarkan Kopertis Wilayah IV ke dunia maya tersebut, dibangunlah sebuah homepage www.kopertis4.or.id.

Saat berbincang-bincang seputar hal itu di ruang kerjanya dengan SundaNet, diantara alasan pembuatan homepage tersebut juga didasarkan pada pertimbangan bahwa Kopertis Wilayah IV (Jawa Barat dan Banten),termasuk yang memiliki jumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terbanyak dibandingkan Provinsi lainnya. Dari ribuan PTS yang ada di Indonesia,Kopertis Wil.IV membawahi 271 PTS. PTS sebanyak itu didukung 4.950 orang dosen yang berstatus PNS dan Yayasan (swasta).

Bila menilik nama dibelakangnya, pria kelahiran Cirebon tanggal 18 Desember 1950 yang beristrikan Ibu Hj.Mimin serta ayah dari 1 puteri ini, masyarakat, khususnya warga Jawa Barat dan Banten sudah bisa menebaknya.
"Kang Iwan" adalah putra ke-2 dari-10 bersaudara alm.Letjen (Purn.) H.Aang Kunaefi, mantan Gubernur Jabar dengan Ibu Hj.Ratmijah.
DR Inginieur (DR.Ing.) lulusan Universite Paris VII,Paris-France tahun 1988 ini mempunyai konsep mengenai upaya memajukan dunia pendidikan agar maju dan tidak terlibas arus global, yaitu pentingnya penggunaan teknologi seperti internet.
"Kalau kita tidak mengadopsi perkembangan teknologi lagi, khususnya internet dalam segala hal, termasuk bidang pendidikan, kita akan terus terbelakang" papar Dosen Teladan ITB dan Nasional tahun 1990 ini. Saat perbincangan berkisar pada keadaan mahasiswa saat ini, mantan Pembantu Rektor Bidang Komunikasi dan Kebudayaan ITB tahun 1992-1999 yang aktif di Persatuan Olahraga Selam,dosen mata kuliah Teknologi Lingkungan, Kesehatan Lingkungan di beberapa Perguruan tinggi serta seabreg jabatan ini
berharap bahwa mahasiswa jangan seperti "wayang golek" yang sekedar berorientasi pada kegiatan akademis namun tidak mengenal lingkungan hidupnya.
"Mahasiswa semestinya dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat luas, terutama setelah lulus dari kampusnya" ujar pria yang menetapkan pilihan hidupnya sebagai pendidik setelah melalui perbincangan cukup panjang dengan ayahanda tercintanya selepas menyelesaikan pendidikan dari Fak.Teknik penyehatan ITB tahun 1978.

Didikan agar memiliki etos kerja yang kuat, prinsip hidup yang dilandasi kejujuran,kesederhanaan, selalu bersikap tawadhu dan amanah dalam menjalankan tugas di pekerjaan, keluarga dan masyarakat dari ayahandanya yang disamping mantan Gubernur, juga pernah jadi Dosen/pendidik di SESKOAD sangat mewarnai konsep hidup "Kang Iwan". Dirinya teguh memegang prinsip yang digali dari kearifan hidup masyarakat Sunda, yaitu konsep 5-UR.
UR yang pertama, harus bisa "mingpin badan sakujur" sebelum "mingpin batur",kedua baik dengan batur "sakasur","sadapur", "sasumur",dan "salembur"(satatar Sunda).
"Inti dari kesemuanya adalah keteladanan, yang harus tercermin dari perilaku kita sehari-hari" papar pengagum alm.ibundanya yang semasa hidupnya sangat kuat memegang teguh tali silaturahmi dengan sesama keluarga dan warga dari "lembur" ibundanya (Majalengka), serta ayah yang asal Bandung.