AOM KUSMAN KARTANAGARA, SHDalam Hidup, Bukan Start yang harus Bagus, tapi Finishlah yang harus Bagus

28 Aug 2002 - 3:02 am

Profil tokoh yang kami tampilkan kali ini adalah Aom Kusman Kartanagara,SH., seorang Pembawa Acara, Pelawak sekaligus Pemain Film, yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Barat khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Kang Aom atau Kang Kusman, demikian kami memanggilnya, dilahirkan di Kota Sukabumi, tanggal 24 Juni 1946, buah perkawinan dari ayahanda RMN Kartanagara yang saat itu menjabat Patih Sukabumi, dengan ibu Gurnita Yuyu yang berasal dari Sumedang.

Suami ibu Poppy Sewu Hasan, Ayah dari Silvy dan Bugi, serta kakek satu orang cucu ini, melewati masa pendidikannya di SD Mardiyuwana Sukabumi, dan SMP Daya Susila Garut, saat ayahandanya menjabat Bupati Garut. Sekolah Lanjutan Atasnya sendiri diselesaikan di SMAK Garut tahun 1965, yang kemudian menghantarkannya memasuki Fakultas Hukum Unpad,Jurusan Hukum Internasional. Saat ditanya pilihannya ke Jurusan ini, teman seangkatan Pak Memet H.Hamdan SH.,MSc., Kepala Disbudpar Jabar ini menyebutkan terobsesi untuk keliling mancanegara sebagai Duta Besar. Pilihan kerja di Departemen Luar Negeri di tahun '70-an kandas setelah salah seorang temannya memberi 'bisikan', bahwa kerja di instansi tersebut gajihnya kecil.
"Gajihna ukur Rp.50.000,- sabulan! cukup kana naon?" demikian Kang Aom menirukan saran temannya itu. "Tapi, kasebelan tah babaturan teh!, ayeuna manehna sukses di di Deparlu, malahan teu kaitung keliling bertugas ke luar negeri" jelasnya sambil terkekeh.

Kang Aom mulai dikenal sebagai seniman panggung dan pembawa acara setelah bergabung dengan grup Lawak D'Kabayan bersama Kang Ibing dan Suryana Fatah di tahun '70-an. Cukup banyak tempat yang dikunjunginya saat mentas bersama grup ini. Bahkan beberapa negara seperti Australia, Jepang, Taiwan serta Korea Selatan pernah dikunjunginya untuk mentas. Karena penampilannya yang rapih, ia sering diberi peran sebagai ayah keluarga kalangan atas atau pengusaha sukses. Bertahun-tahun pula Penyaji Acara Kuis Siapa Dia, di TVRI. Peran sebagai Penyiar Radio Mara semenjak tahun '70-an dijalaninya bersama pasangannya Kang Ibing. Demikian pula pada beberapa Film, iapun ikut berperan, diantaranya saja : Film "Apanya Dong" tahun '85, film "Si Kabayan Saba Kota" tahun '89 dan film "Gadis Kota" di tahun '90.

Pria yang memegang konsep hidup sama dengan konsepnya Kang Ebet Kadarusman, yaitu "Hidup bukanlah start yang bagus,tapi finishlah yang harus bagus" ini tidak merasa beken karena reputasinya selama ini, tapi senantiasa bersyukur, karena sifatnya yang humoris itu dirasa menjadikannya banyak memiliki teman.

Saat pertanyaan lebih mengarah pada konsep hidupnya ini, dengan singkat Kang Aom yang mengaku profesinya sebagai seniman sangat diilhami oleh kesuksesan pagelaran Gending Karesmen di Garut, dan kala itu dibawah pimpinan Pak Ading Afandi (RAF) ini menjawab dengan satu kata, yaitu "Chusnul Chotimah". Artinya, akhir hidup ini harus menggunakan "ending" yang baik, dalam segala hal.

Menutup perbincangannya dengan SundaNet.Com, aktivis Daya Mahasiswa Sunda ini berharap bahwa urang Sunda janganlah terpukau oleh masa lalu, tanamkan selalu rasa kebanggaan didalam jiwa kita sebagai urang Sunda dan senantiasa menghasilkan karya-karya nyata untuk masyarakat. "Sebab pengaruh globalisasi sangat mempengaruhi segala aspek kehidupan," paparnya.