TUTUWUHAN SUNDA II

30 Sep 2002 - 6:43 am

CANGKUDU
Mengkudu - Morinda Citrifolia. Nama tumbuhan perdu, buahnya hampir sebesar kepala orang dewasa, penuh benjolan seakan-akan kudisan. Biasanya tumbuh di sisi pagar atau di sudut-sudut pekarangan rumah di pedusunan. Tumbuh sendiri, bukan ditanam orang.
Buahnya berwarna hijau, tapi kalau sudah terlalu matang warnanya keputih-putihan. Berbiji banyak. Pucuk dan pentilnya biasaya dikukus untuk lalab, buahnya yang belum terlalu matang biasanya dirujak.
Rasanya kesat, dan yang sudah matang betul dijadikan obat hipertensi. Kulit akatnya mengandung zat warna kuning (soga).


GAYOL
GANYOL atau GANYONG - Canna Edulis KER, termasuk suku Cannaceae. Tumbuhan berumbi bentuk rimpang bercabang dengan selaput tipis.
Bermanfaat sebagai sumber karbo hidrat. Tinggi mencapai 2 m. Daun lebar dengan warna hijau tepi ungu tua atau merah tua. Perbanyakan melalui mata tunas pada umbinya. Dapat hidup pada berbagai macam tanah tetapi lebih menyukai tanah liat dan berpasir. Hidup dan tumbuh dengan baik sampai ketinggian 2250 dapl.
Umbinya yang sudah tua dapat dimakan, biasa dimakan setelah direbus. Rasanya agak manis, dimanfaatkan sebagai makanan tambahan atau selingan, juga merupakan persediaan bahan makan untuk musim paceklik.
Dari pati umbinya dapat dibuat tepung yang dapat diolah menjadi makanan bayi atau kue-kue.

ANTANAN
Daun Kaki Kuda - Hydrocotyle Sibthorpioides. Tumbuh-tumbuhan terna menjalar berbuku-buku, pada setiap buku keluar akar dan daun. Daunnya bundar menyerupai ginjal, bertangkai panjang, pangkal daun berbentuk hati, pinggirannya bergerigi.
Tumbuh di tegalan, di pematang sawah, di tepi parit, dan di tempat lain yang agak terbuka tetapi tanahnya cukup lembab, tumbuh subur diantara rerumputan.
Daunnya dapat dimakan mentah sebagai lalab atau dijadikan campuran rujak cuka dan asinan. Memamah daun antanan dapat menyembuhkan sariawan di mulut, perasan airnya diminum sebagai penurun tekanan darah tinggi.

JOTANG
Spilanthes Acnella Murr. Tumbuhan liar yang dapat dijumpai di ladang, tegalan, pematang sawah, hutan belukar. Tumbuh baik di tanah lembab dan agak teduh, sampai ketinggian 2700 m dapl. Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 0,60 cm, adakalanya bisa lebih. Orang Sunda biasanya memanfaatkan daunnya sebagai lalab bersama sambal oncom.

MAMANGKOKAN
Notophanax Scuttellariana. Perdu, tanaman pagar, dimakan daunnya setelah dimasak terlebih dahulu, baunya wangi. Manfaatnya bisa menghilangkan bau badan, menghilangkan jerawat dan menyembuhkan sakit campak.

PANGLAY
Banglai - Zingiber Ottensii. Tanaman liar tapi kemudian ditanam dan dipelihara sebagai bahan obat atau jamu. Umbinya yang baunya tidak enak dimakan lalu disemburkan ke sekeliling bayi yang baru lahir. Perbuatan itu disebut bubura, ngabura, agar bayi tidak diganggu oleh makhluk halus. Sebagai obat gosok bisa menghilangkan kejang. Bila diminum dipercaya bisa menenangkan hati yang gelisah.

PEUTEUY SELONG
Petai Cina - Leucaena Leucocephala. Jenis tumbuhan pohon, tinggi sampai 6 m, daun majemuk, menyirip dengan anak daun kecil-kecil sebanyak 20 - 30, berbentuk lonjong, bunga berbentuk kepala, berwarna putih, tumbuh di ketiak daun (pendul).
Buah berbentuk polong, yang masih muda (belum berbiji) dimakan sebagai lalab. Bijinya kecil sebesar kurang lebih 6 mm (panjang) dan 4 mm (lebar), berbentuk lonjong, gepeng. Biji yang masih hijau dimakan sebagai lalab pula, bau dan rasanya mirip Peuteuy, dimasak dengan ikan peda atau ikan teri jadi bobotok. Buah yang telah tua biasanya dibiarkan pecah sendiri di pohon dan mengeluarkan biji berwarna coklat, kalau jatuh di tanah lembab dapat segera tumbuh.
Kulit batang digunakan untuk bahan pewarna coklat, kulit yang dikeringkan dan dipotong-potong disebut papangan, gunanya untuk ngareueuy kecrik atau jaring yang disebut sirib agar tahan air.
Kayunya yang sudah tua sangat keras dan kuat, dengan cara dibubut dapat dijadikan mainan anak-anak yang disebut PANGGAL, yang tahan hantaman panggal lawan dalam permainan. Selain itu kayunya sangat baik untuk dijadikan arang.
Peuteuy Selong tumbuh dengan baik di dataran rendah dan tinggi, di desa-desa di daerah pemukiman, dijadikan pagar atau tanaman peneduh. Pohon yang kerap dipangkas (daunnya dapat digunakan makanan ternak) menumbuhkan cabang yang banyak dan tidak menjadi terlalu tinggi. Peuteuy selong adakalanya disebut selong saja, ada juga yang menyebut Peuteuy Cina atau bendara.
Pohon ini kebanyakan tumbuh liar, baik di daerah pemukiman maupun di hutan-hutan.



Sumber: Ensiklopedia Sunda