- SISTEM PERTAHANAN & KEAMANAN KITA SUDAH AMBRUKSambutan dari Letjen. Purn. Dr. H. Mashudi pada Acara Silaturahmi WI-ASGAR
31 Aug 2001 - 12:00 am
Sistem pertahanan dan keamanan negara kita saat ini sudah ambruk. Terutama setelah diembargo pihak asing. Indonesia sudah tidak mempunyai kekuatan apa-apa lagi, karena bagian terpenting untuk menjaga identitas bangsa sudah berada pada titik paling lemah.
Hal tersebut disampaikan Letjen.Purn.Dr.H. Mashudi Sesepuh Badan Kontak Warga Indonesia Asal Garut (WI-ASGAR) yang juga Mantan Gubernur Jawa Barat pada acara silaturahmi WI-ASGAR, berkenaan dengan Idul Fitri 1 Syawal 1421 H di Pendopo Kabupaten Garut belum lama ini.
Dikatakan, situasi sekarang ini benar-benar sangat sulit dan pelik. Hal ini harus disadari oleh para elit politik beserta jajarannya, karenanya perlu diupayakan untuk keluar dari krisis multi dimensi yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini.
"Selain ambruknya perekonomian kita, dimana Utang Luar Negeri tercatat senilai USD 156 Milyar, sektor pertahanan dan keamanan kita juga mengalami hal serupa," tutur mantan Wakil Ketua MPRS dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini.
Semenjak adanya embargo sebagai bagian dari masalah yang terjadi di Timor Timur, Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan amunisi, bahan peledak, termasuk persenjataan lainnya. Selama ini kebutuhan amunisi dan bahan peledak dipenuhi dari luar negeri. Selama 50 tahun kita tidak menghadapi banyak masalah telah membuat kita semua terlena. Selama ini kita tidak pernah memikirkan untuk membangun pabrik bahan peledak.
"Sekarang ketika diembargo, semuanya menjadi sangat sulit karena kita tidak bisa memperoleh amunisi dan bahan peledak dengan mudah," kata Mashudi.
Dalam hal ini Mashudi sudah bertemu dengan pengelola PT. PINDAD yang intinya perusahaan tersebut mengalami kesulitan dalam pengadaan bahan baku amunisi. Dengan kondisi persenjataan demikian, ditambah alat perang yang semakin tertinggal sangat mempengaruhi masalah pertahanan.
Diharapkannya, semua pihak agar bahu membahu untuk bangkit dari krisis multi dimensi dan keterpurukan dilandasi semangat kemandirian serta kesadaran bersama. Caranya antara lain, harus ada kemauan, punya jiwa patriot, idealisme, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kalau kita berusaha dan punya kemauan keras untuk mandiri, saya yakin kita bisa bangkit dari krisis multi dimensi dan keterpurukan ini," demikian dikatakan Letjen.Purn.Dr.H. Mashudi.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kabupaten Garut Drs.H. Dede Satibi mengucapkan terima kasih kepada Warga Garut yang berada di luar Kabupaten Garut baik yang ada di dalam maupun di luar negeri karena selama ini sudah banyak memberikan kontribusi untuk perkembangan Kabupaten Garut.
Misalnya saja dalam penyelenggaraan PORKAB, WI-ASGAR ikut mendanai peembangunan Lapang Olah Raga Kerkhop, Perpustakaan Mesjid, Pembangunan Mesjid Agung, serta kegiatan lainnya.
Bupati juga bangga kepada WI-ASGAR karena meskipun berada di rantau orang baik di dalam maupun di luar negeri tidak pernah lupa ka Bali Geusan Ngajadi dalam hal ini Kabupaten Garut.
Hadir pada acara tersebut para Inohong Garut seperti mantan Wakil Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Umum WI-Asgar H.Aboeng Kusman, Sesepuh Jawa Barat Letjen. Purn. Dr. H.Mashudi, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Ir.Tedy Setiadi, Mantan Dirut PT Pos Indonesia Ir. Cahyana Ahmadjayadi, Anggota MPR Fraksi Utusan Daerah H.D. Soetisno, Ketua DPRD Kabupaten Garut Ir.Yos Somantri, Prof.DR.Suganda dari LPM-ITB, Prof. Cecep Syarifudin serta ratusan undangan lainnya.