Hasil Pencarian
Hasil pencarian untuk kata kunci dangka (60)
- Cara Membuat e-Library
27 Apr 2017 - 3:53 pm
Munculnya istilah e-Library merupakan kolaborasi terkini antara perpustakaan dengan teknologi informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi dan rekreasi para pemustaka, sedangkan e-Library merupakan kesatuan manajemen database perpustakaan yang dikelola sedemikian rupa dengan sarana penerapan teknologi informasi.
- Geus nepi kana UganaKu Dédé Kosasih
17 Aug 2005 - 10:27 am
Hiji peristiwa 'monuméntal' geus diguratkeun ku mangsi emas dina leunjeuran sajarah bangsa Indonésia, nyaéta ku lumangsungna pilprés kalayan suksés, aman, langsung tur démokratis. Hasilna, pada-pada kasaksén yén SB. Yudhoyono resmi jadi papayung agung bangsa Indonésia 2004-2009, sabada nyangking mandat rayat dina Pilprés II dina tgl 20 Séptémber 2004. Nya ieu meureun geus nepi kana ugana téh. Mungguh cék Bah Usin téa mah geus jadi guratan nasib jeung takdir hiji mahluk luyu jeung tutulisan ti Loh Mahpudna.
Geus nepi kana ugana. Ieu ungkara téh bet jadi ngahudang tineung. Jol ras baé inget kana kapercayaan kolot urang baheula, ngeunaan uga. Ari uga dina konsépsi masarakat Sunda raket patalina jeung sistim kapercayaan minangka tujuman (ramalan) parakaruhun baheula utamana kana parobahan sosial politik nagara nu bakal datang. Sakumaha nu kaunggel dina: uga Bandung, uga Galunggung, uga Banten jeung uga Kawasén. Upamana, cék uga Galunggung, cenah: Sunda bakal nanjung mun pulung geus turun ti Galunggung.- Upacara Adat di Kampung Naga
14 Feb 2005 - 10:35 pm
Upacara-upacara yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga ialah Upacara Menyepi, Upacara Hajat Sasih, dan Upacara Perkawinan.
Upacara menyepi dilakukan oleh masyarakat Kampung Naga pada hari selasa, rabu, dan hari sabtu. Upacara ini menurut pandangan masyarakat Kampung Naga sangat penting dan wajib dilaksanakan, tanpa kecuali baik laki-laki maupun perempuan. Oleh sebab itu jika ada upacara tersebut di undurkan atau dipercepat waktu pelaksanaannya. Pelaksanaan upacara menyepi diserahkan pada masing-masing orang, karena pada dasarnya merupakan usaha menghindari pembicaraan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat. Melihat kepatuhan warga Naga terhadap aturan adat, selain karena penghormatan kepada leluhurnya juga untuk menjaga amanat dan wasiat yang bila dilanggar dikuatirkan akan menimbulkan malapetaka.- KAMPUNG NAGA
16 Jan 2005 - 1:01 am
Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekolompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leleuhurnya. Hal ini akan terlihat jelas perbedaannya bila dibandingkan dengan masyarakat lain di luar Kampung Naga. Masyarakat Kampung Naga hidup pada suatu tatanan yang dikondisikan dalam suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat.
Kampung Naga secara administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan disebelah utara dan timur dibatasi oleh sungai Ciwulan yang sumber iarnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya 26 kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda sengked) sampai ketepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter. Kemudian melaluai jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga.- KETIKA SUNDA HANYA DIJADIKAN WACANAOleh : Ganjar Kurnia
14 Dec 2004 - 10:45 pm
Salah satu hikmah dari jatuhnya rezim Suharto, adalah semakin menggeliatnya sebagian "orang" Sunda untuk turut aktif di dalam kegiatan-kegiatan "kasundaan". Orang-orang yang pada zaman Suharto, tidak pernah terdengar percaturannya dalam "kasundaan", sekarang ini banyak yang muncul di permukaan. Kegiatan seminar, diskusi bertema "kasundaan" marak dilaksanakan dengan berbagai tema, seperti budaya, eknomi, sejarah, politik dsb. Memang ada olok-olok bagi mereka-mereka yang tadinya tidak pernah nongol di kegiatan "kasundaan", tapi sekarang ini tiba-tiba ikut sibuk, dengan menyebutnya sebagai mualaf Sunda.