Hasil Pencarian
Hasil pencarian untuk kata kunci mikiran (15)
- KOTA BANJAR : BANJAR KARANG PAMIDANGANOleh : H.R. Hidayat Suryalaga
15 Mar 2005 - 4:17 am
Secara administratif kewilayahan dan pemerintahan Kota Banjar belum terbilang lama, baru seumur jagung, tetapi dalam peta sejarah kebudayaan Tatar Sunda, kota Banjar telah terbilang lama dikenal dan dikenang orang.
Penulis sendiri dilahirkan ke Buana Panca Tengah, ini di sebuah kota kecil - Banjarsari - yang tidak begitu jauh dari kota Banjar ini.
Pada awal tahuh 50-an , suatu waktu di satu rumah di daerah Cimenyan dekat "pudunan viaduct", saya mendengar seorang sesepuh berbincang dengan ayahanda, tentang "Sarsilah Banjar dan Sungai Citanduy" serta beberapa tempat yang dialirinya. Alur cerita dan beberapa pemaknaannya masih ada yang saya ingat. Pada kesempatan sekarang izinkanlah saya memaparkan sedikit tentang yang dibincangkan sesepuh tadi.- NADOMAN NURUL HIKMAH, DARAS 30 (bagian 2)Tina Surat AN NAZIAAT (Malaikat anu Ngadudut Roh) - Surat Katujuhpuluh salapan - ayat 1 d/k 46
20 Dec 2004 - 12:33 pm
15. SAKARATNA JELEMA ANU KAPIR KACIDA PIKAWATIREUNANA (:79/1) - rhs, 17 Jumadilahir 1428 H
- Sakaratna jalma kapir, estuning ku matak watir,
ku Ijroil digebugan, anu kapir diteunggeulan. - Digebugan sahabekna, sangkan ka luar nyawana,
nyawana mugen embungeun, sieun dika-narakakeun. - Si nyawa didudut tarik, nyawa teh ngajerit ceurik,
tingkoceak sosongkolan, sakaratna nu teu iman. - Naha atuh maneh kapir, teu inget engke di ahir,
bakal pinanggih jeung maot, dipapag malakal maot. - Sanajan ampun-ampunan, enggeus euweuh kasempetan,
tobatna geus elat teuing, naha baheula teu eling. - Tarima bae buktina, sabab teu iman teu takwa,
marukan teh bakal lana, langgeng rek hirup di dunya. - Na naon nu diteangan, ngumbar napsu tetemenan,
terang-terang geus lekasan, malakalmaot nungguan.
- Sakaratna jalma kapir, estuning ku matak watir,
- KETIKA SUNDA HANYA DIJADIKAN WACANAOleh : Ganjar Kurnia
14 Dec 2004 - 10:45 pm
Salah satu hikmah dari jatuhnya rezim Suharto, adalah semakin menggeliatnya sebagian "orang" Sunda untuk turut aktif di dalam kegiatan-kegiatan "kasundaan". Orang-orang yang pada zaman Suharto, tidak pernah terdengar percaturannya dalam "kasundaan", sekarang ini banyak yang muncul di permukaan. Kegiatan seminar, diskusi bertema "kasundaan" marak dilaksanakan dengan berbagai tema, seperti budaya, eknomi, sejarah, politik dsb. Memang ada olok-olok bagi mereka-mereka yang tadinya tidak pernah nongol di kegiatan "kasundaan", tapi sekarang ini tiba-tiba ikut sibuk, dengan menyebutnya sebagai mualaf Sunda.
- AJIP ROSIDI : "SOSOK ORANG SUNDA MODEREN?"Oleh : Ganjar Kurnia (Pusat Dinamika Pembangunan Universitas Padjadjaran)
14 Dec 2004 - 10:38 pm
Sebagai orang yang tidak pernah berinteraksi secara mendalam dengan Kang Ajip Rosidi (KAR), maka ketika diminta untuk memberi pandangan terhadap KAR, satu-satunya upaya yang bisa dilakukan adalah membaca buku-bukunya. Karena tinjauannya lebih kepada pemahaman terhadap sosok pribadi (bukan telaah karya sastra), maka pilihan jatuh kepada buku-buku karya KAR yang menurut KAR sendiri "jiga otobiografi atawa memoar" atau "panineungan". Adapun buku-buku yang dianggap "jiga otobiografi atawa memoar" dan "panineungan" tersebut adalah : Hurip Waras (1988), Beber Layar (Cetakan ke 1 tahun 1964), Pancakaki (1993), Trang-trang Kolentrang (1999), Ucang-Ucang Angge (2000).
- SOSIALISASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN SEHATDialog Interaktif dan Pagelaran Seni Tradisional
6 Sep 2004 - 12:16 pm
Jawa Barat telah kehilangan potensi dan kekeyaan sumber daya alam akibat hutan dibabat habis karena kemiskinan atau keserakahan, sungai mati tercemar oleh limbah padat dan cair (persampahan, air limbah domestik dan industri) yang tidak dikelaola dengan baik. Situasi yang tercipta saat ini adalah suatu "kekumuhan", baik dalam bentuk permukiman maupun pemikiran masyarakatnya sendiri. Kondisi ini merupakan cikal bakal timbulnya kesadaran yang rendah serta lemahnya daya, usaha (effort) untuk memperbaiki kondisi lingkungannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 21 Agustus, 28 Agustus dan 24 September 2004 siang, Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat bekerjasama dengan SundaNet.Com menyelenggarakan Dialog Interaktif, di Kota Depok, Bekasi dan Cirebon dengan menampilkan narasumber: Kang Acil Bimbo, Kang Ibing Kusmayatna, Kang Asep Truna, Bapak Drs.R.H. Hidayat Suryalaga, pakar lingkungan dari kota setempat, keynote speaker Kepala Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat/Sekda Propinsi Jawa Barat serta pembukaan oleh Walikota masing-masing kota.