Hasil Pencarian
Hasil pencarian untuk kata kunci parahyangan (3)
- FESTIVAL STI 200335 Tahun Studio Tari INDRA
4 Apr 2003 - 3:03 am
35 tahun merupakan usia yang cukup panjang bagi sebuah studio tari di tanah air tercinta ini. Di Bandung, 35 tahun yang lalu, Studio Tari INDRA berdiri; cita-cita dan harapan serta idealisasinya muncul dari seorang wanita yang 'notebene' seorang penari bernama Indrawati. Indrawati mengelola studionya dengan penuh tanggung jawab dan selalu berusaha memandirikan studionya melalui jalur pendidikan luar sekolah, yakni kursus tari, baik dari usia dini/anak, dewasa, remaja. Sudah banyak anak didiknya yang muncul sebagai penari maupun simpatisan tari, sehingga turut pula menunjang kelangsungan hidup dari Studio Tari INDRA. Tari-tari yang dikembangkannya adalah tari-tari Sunda, awalnya tari-tarian karya R. Tjetje Somantri, gurunya, tetapi selanjutnya ia mengembangkan transformasi gaya R. Tjetje menjadi gayanya, gaya Indrawati.
- TATAKRAMA SUNDAPeran dan Manfaat Tatakrama Sunda dalam Masyarakat yang Berubah dan Majemuk
17 Feb 2003 - 2:43 am
Pembahasan mengenai tatakrama (etiket, sopan-santun) cukup luas jangkauannya. Bagaimana tidak, sebab tatakrama melingkupi seluruh perilaku kehidupan manusia. Dapat dikaitkan dengan: jenis kelamin (pria-wanita), umur (tua-muda), waktu (masa lalu-kini), situasi (gembira-sedih), kesempatan (resmi-tidak resmi) dan sebagainya. Keseluruhan pengelompokan inipun dapat pula dikaji berdasarkan tatakrama religi (agama), falsafah (etika) dan sosio (masyarakat).
Setiap pembahasan tatakrama, sebaiknya diperjelas landasan pijakannya, apakah religi, fisafat ataukah sosio, meskipun pada kenyataannya ketiga unsur tersebut tetap merupakan kesatuan. Tetapi hal ini perlu untuk menyamakan sudut pandang penulis dan pemerhati. Dalam wacana ini saya menitik-beratkan pembahasan tatakrama berdasarkan sosio-kultural, khususnya Sunda dalam situasi masyarakat yang berubah dan majemuk.- SEJARAH CIAMIS
11 Sep 2001 - 4:26 am
Menurut sejarawan W.J Van der Meulen, Pusat Asli Daerah (kerajaan) Galuh, yaitu disekitar Kawali (Kabupaten Ciamis sekarang). Selanjutnya W.J Van der Meulen berpendapat bahwa kata "galuh", berasal dari kata "sakaloh" berarti "dari sungai asalnya", dan dalam lidah Banyumas menjadi "segaluh". Dalam Bahasa Sansekerta, kata "galu" menunjukkan sejenis permata, dan juga biasa dipergunakan untuk menyebut puteri raja (yang sedang memerintah) dan belum menikah.