Hasil Pencarian

Hasil pencarian untuk kata kunci harian (19)

PAPAGON HIRUP URANG SUNDA YANG BERSUMBER DARI KEARIFAN BUDAYA CIANJUROleh : H.R. Hidayat Suryalaga

28 Jun 2005 - 2:31 pm

Berkisah tentang wilayah Cianjur, akan membawa kita kembali ke masa-masa awal, ketika kearifan para leluhur Tatar Cianjur sangat mewarnai pandangan hidup dan memberi arah perjalanan peradaban masyarakat Tatar Sunda pada umumnya. Keadaan ini terjadi terutama ketika dayeuh Cianjur ditentukan sebagai Ibu Kota Karesidenan Priangan (tahun 1816 s/d 1864 M)*). Untuk menentukan suatu tempat menjadi ibu kota Karesidenan, tentu setelah diadakan penelitian yang cermat mengenai potensi yang dikandung wilayah tsb. Pontensi itu mungkin saja di berbagai bidang, yang pada masa belum lama berselang disebut kajian berdasarkan ipoleksosbudhankam - religi serta pada masa otonomi daerah seperti sekarang mengacu kepada Visi dan Misi Prov. Jawa Barat tahun 2010 dengan 6 core kebijakan.

KEMANA PERGINYA DONGENG SUNDA KITA?

14 Jul 2003 - 1:04 pm

Belakangan ini sulit sekali rasanya kita mendengar acara radio yang menyiarkan secara langsung dongeng pasosonten, carita ti Sinta dan sejenisnya. Acara tersebut biasanya dibawakan oleh seorang yang ahli membawakan berbagai karakter, ada bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi, kakek-kakek, nenek-nenek, anak-anak, bayi, pendekar, orang jahat dan sebagainya.

Pada masanya hampir setiap rumah penduduk merelai acara dari sebuah radio yang meyiarkan dongeng. Tidak terbayang lagi betapa hiruk pikuk orang ketika esok harinya menceritakan kembali apa-apa yang ia dengar dari sebuah dongeng favoritnya. Atau ketika orang terburu-buru ingin segera tiba di rumahnya setelah seharian penuh bekerja, pada sore harinya beristirahat sambil menyimak siaran dongeng favoritnya yang penuh pekerti tersebut.

TATAKRAMA SUNDAPeran dan Manfaat Tatakrama Sunda dalam Masyarakat yang Berubah dan Majemuk

17 Feb 2003 - 2:43 am

Pembahasan mengenai tatakrama (etiket, sopan-santun) cukup luas jangkauannya. Bagaimana tidak, sebab tatakrama melingkupi seluruh perilaku kehidupan manusia. Dapat dikaitkan dengan: jenis kelamin (pria-wanita), umur (tua-muda), waktu (masa lalu-kini), situasi (gembira-sedih), kesempatan (resmi-tidak resmi) dan sebagainya. Keseluruhan pengelompokan inipun dapat pula dikaji berdasarkan tatakrama religi (agama), falsafah (etika) dan sosio (masyarakat).

Setiap pembahasan tatakrama, sebaiknya diperjelas landasan pijakannya, apakah religi, fisafat ataukah sosio, meskipun pada kenyataannya ketiga unsur tersebut tetap merupakan kesatuan. Tetapi hal ini perlu untuk menyamakan sudut pandang penulis dan pemerhati. Dalam wacana ini saya menitik-beratkan pembahasan tatakrama berdasarkan sosio-kultural, khususnya Sunda dalam situasi masyarakat yang berubah dan majemuk.

NGAGUAR MANGSA NGADEGNA UNPADKu: H. Apep Syafei

1 May 2002 - 5:54 am

Sok sanajan geus rawun da bongan sok masih keneh hayang bucu-baca komo mun seug nu dibaca teh aya patula patalina jeung pangalaman nu kungsi karandapan ku sorangan, dina palebah nu nulis macaan sajarah-sajarah Unpad boh Paguyuban Pasundan ngan ukur bisa seuri koneng ari margina ceuk raraosan upami di ibaratkeun mah teu benten sareng nongton Asep Sunarya barang bray teh ujug-ujug ger teh Gatotgaca keur perang jadi teu terang naon sababna.

Tah kukituna barang pun incu nerangkeun yen internet tiasa jadi alat informasi sareng komunikasi jorojoy hoyong kutrat- kotret saperti jaman keur ngora susuganan bae aya paedahna keur sarerea. Jaman keur jadi tukang nyadapan warta di koran "Sipatahoenan" (1950/1960).

SEKILAS SEJARAH SUNDAMulai Zaman Pra Sejarah, Kerajaan, Kolonial dan Masa Kini

11 Mar 2002 - 3:26 am

Era sejarah di Tanah Sunda baru dimulai pada pertengahan abad ke-5 seiring dengan dibuatnya dokumen tertulis berupa beberapa buah prasasti yang dipahat pada batu dengan menggunakan Bahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa. Prasasti-prasasti itu yang ditemukan di daerah Bogor, Bekasi dan Pandeglang dibuat pada zaman Kerajaan Tarumanagara dengan salah seorang rajanya bernama Purnawarman dan ibukotanya terletak di daerah Bekasi sekarang. Pada masa itu sampai abad ke-7, sistem kerajaan sebagai merupakan pemerintahan, Agama Hindu sebagai agama resmi negara, sistem kasta sebagai bentuk stratifikasi sosial, dan hubungan antar negara telah mulai terwujud, walaupun masih dalam tahap awal dan terbatas.