Hasil Pencarian

Hasil pencarian untuk kata kunci khusus (66)

KAJIAN SOSIO-BUDAYA MAKNA IKON FAUNA JAWA BARATSumbang Saran untuk Menentukan Ikon Fauna Khas Jawa Barat

1 Mar 2004 - 12:38 am

Masyarakat Jawa Barat, khususnya Etnis Sunda, pada umumnya mempunyai kebiasaan dalam MENGARTIKAN dan MEMAKNAI sesuatu yang bersifat eksternal dikaitkan dengan sesuatu yang internal. Hal ini terjadi karena kedekatan yang begitu erat dengan alam sekitar baik fisik/kontur alam, flora maupun fauna. Dengan demikian kekuatan Mithos Lama sebagai acuan berperilaku/berkehidupan masih mendapat perhatian yang sangat menentukan di masyarakat Sunda.

SAUNG ANGKLUNG UDJO

28 Jan 2004 - 9:39 pm

Tahun 1967 untuk pertama kalinya rombongan turis dari Belanda berkunjung ke Saung Angklung Udjo. Sebuah tempat di desa Padasuka, dikelilingi hamparan sawah dan kerimbunan rumpun bamboo, dimana anak-anak kecil bergembira dengan aneka permainan desa, belajar berbagai kesenian daerah dibawah bimbingan Udjo Ngalagena. Inilah Saung Angklung Udjo, tempat angklung dibuat, dipelajari, dimainkan, dan dipertunjukan dengan penuh keceriaan. Tempat yang telah dikunjungi wisatawan dari seluruh belahan dunia.

DR.Ir. Mubiar Purwasasmita"Leuweung Ruksak, Cai Beak, Manusa Balangsak"

24 Dec 2003 - 2:25 am

Walaupun berlatar belakang Sarjana Teknik Kimia ITB serta lulus Doktor Teknologi Pemrosesan di Institut Nationale Polytechnique de Lorraine di Nancy Perancis tahun 1985, ketertarikan, kepedulian serta aktivitasnya di bidang kehutanan serta lingkungan hidup, khususnya di Jawa Barat tidak diragukan lagi. Dalam beberapa kegiatan, sebagai dosen, peneliti dan pengabdi kepada masyarakat, baik sendiri maupun bersama tim semenjak tahun 2000 hingga sekarang telah melakukan banyak hal, khususnya dalam memecahkan berbagai masalah lingkungan alam yang kritis, khususnya yang menyangkut infrastruktur alam hutan, sungai, danau, pesisir, pulau dan udara.

MAKNA ALAT TENUN TRADISIONAL MENURUT PADANGAN HIDUP URANG SUNDA (Bagian 1)H.R. Hidayat Suryalaga

25 Aug 2003 - 2:42 am

Pengertian "Urang Sunda" dalam judul di atas mungkin masih terasa samar. Untuk kesempatan sekarang saya membatasi pengertian "Urang Sunda" adalah yang merasa dirinya Urang Sunda dan "terbiasa" memberi makna terhadap benda-benda atau peristiwa berkebudayaan serta fenomena alam sekitar. Pemaknaan akan hal-hal ini bukanlah sesuatu yang sengaja dibuat-buat (jijieunan), tetapi bersandar pada kaidah bahwa setiap insan harus mampu MACA UGA DINA WARUGA, dan itu dimaknai sebagai kearifan untuk mengidentifikasikan diri MIKRO dengan diri MAKRO, jagat Sagir dan jagat Kabir. Sebenarnyalah cukup banyak kegiatan berkebudayaan yang diberi makna khusus sehingga bisa dijadikan sarana penelusuran arah pemikiran Urang Sunda dalam perjalanan hidupnya meniti RAWAYAN JATI (Shirath, Perennial, Brahman, Tao, Sangkan Paraning Dumadhi, Al Hikmah al-Muta'aliyah, Jawidan Khirad).

KEMANA PERGINYA DONGENG SUNDA KITA?

14 Jul 2003 - 1:04 pm

Belakangan ini sulit sekali rasanya kita mendengar acara radio yang menyiarkan secara langsung dongeng pasosonten, carita ti Sinta dan sejenisnya. Acara tersebut biasanya dibawakan oleh seorang yang ahli membawakan berbagai karakter, ada bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi, kakek-kakek, nenek-nenek, anak-anak, bayi, pendekar, orang jahat dan sebagainya.

Pada masanya hampir setiap rumah penduduk merelai acara dari sebuah radio yang meyiarkan dongeng. Tidak terbayang lagi betapa hiruk pikuk orang ketika esok harinya menceritakan kembali apa-apa yang ia dengar dari sebuah dongeng favoritnya. Atau ketika orang terburu-buru ingin segera tiba di rumahnya setelah seharian penuh bekerja, pada sore harinya beristirahat sambil menyimak siaran dongeng favoritnya yang penuh pekerti tersebut.